Seorang Seniman yang berasal dari Kota Boyolali Jawa Tengah “Abah Lala”, beliau dilahirkan dari keluarga seniman. Sebelum menjadi seorang Penyanyi, Abah Lala adalah seorang Seniman Gedruk (kesenian tarian daerah Boyolali) yang bernama “SALEHO”, group Saleho ini yang membuat Abah Lala bisa memperkenalkan kesenian daerah sampai kemancanegara. Dari Group ini lah Abah Lala diberikan kepercayaan untuk memimpin Group tersebut agar bisa diperkenalkan ke Masyarakat Luas terutama untuk Masyarakat Indonesia. Dibawah kepempinan Abah Lala akhirnya Group Saleho bukan hanya menampilkan Tarian Tradisional tapi juga mengkolabolasikan sebuah kesenian daerah yang dipadukan dengan lagu lagu Dangdut Campursarii, Orkes Melayu ini diberi nama MG 86 yang semua personilnya para pekerja ladang dan ada juga tenaga kerja Indonesia, dibalik kerja keras Abah Lala untuk memajukan Group Kesenian daerah dan Orkes Melayu, Abah Lala ingin mengajak rekan-rekan dikampung halamannya agar bisa lebih maju dengan cara memperkenalkan dan mengajarkan ke mereka bagaimana mencari rezeki dengan cara menampilkan keterampilan bermain alat musik. Selain menjadi pemimpin Group Saleho dan Orkes Melayu MG 86, Abah Lala juga mempunyai sebuah usaha penyewaan alat-alat pesta sampai ke sound system karena Abah Lala menjadi tulang punggung untuk keluarga dan rekan-rekan nya yang bergabung di Group Saleho dan MG 86.
Seiringinya berjalannya waktu Abah Lala bersama Orkers Melayu MG 86 semakin disukai pencinta musik dangdut terutama anak-anak muda di Jawa Tengah, jadwal manggung mulai berdatangan mulai dari manggung dibeberapa Café besar dan juga dibeberapa Universitas di Jawa Tengah salah satunya adalah Kampus Negeri di Jawa Tengah (UGM) yang sempat menjadi Viral di Media Sosial karena Antusias penonton yang ramai dari kalangan anak muda (kaum milenial), hampir disetiap penampilan Abah Lala selalu membawakan lagu lagu dari Alm. Didi Kempot salah satunya “Pamer Bojo”. Tetapi tanpa disadari di setiap lagu yang dibawakan Abah Lala pasti selalu diselipkan dengan Jargon/Senggakan yang akhirmya membuat lagu lagu tersebut menjadi viral dibicarakan di kalangan anak muda milenial.
Di awal tahun 2019 Karir Abah Lala bersama MG 86 semakin bersinar di tambah Viralnya Jargon “CENDOL DAWET” yang membuat Abah Lala semakin dikenal sebagai penerus Penyanyi Dangdut Campursari yang mewakili anak muda (kaum milenial), jargon “Cendol Dawet” ini sudah terdengar sampai ke Kancah Musik Dangdut Nasional bahkan kaum milenial menganggap lagu yang berjudul “Pamer Bojo” adalah lagu yang berjudul “Cendol Dawet”, dengan viralnya Jargon tersebut jasa Abah Lala membawa kembali musik Dangdut Campursari untuk kembali digandrungin anak muda (kaum milenial). Alasan Abah Lala menciptakan jargon “Cendol Dawet” karena Abah Lala melihat musik dangdut jaman sekarang mempunyai jargon yang sangat tidak pantas di tiru oleh masyarkat terutama anak-anak salah satu contoh jargon yang menurut Abah lala yang tidak pantas adalah jargon “Buka Sitik Jos”, jargon ini mengandung unsur pornografi makanya dengan kreativitas Abah Lala muncullah Jargon yang sangat sederhana tetapi bermakna dan mudah diikuti pencinta musik dangdut “Cendol Dawet Lima Ratusan Ga Pakai Ketan…1, 2, 3, 4 Tak..kinta…kintang…yoyoyo joss….” Begitulah bunyi jargon saat para penonton meneriaki sautan dari Abah Lala ketika perform.
Setelah sukses di tahun 2019 dengan Jargon “Cendol Dawet” di Kancah Musik Dangdut Nasional Abah Lala bersama MG 86 mengambil moment ini dengan merelease Single Pertamanya yang berjudul “GEDE ROSO” lagu ini sempat menjadi viral di beberapa Program Televisi dan untuk penonton Youtubenya sebanyak 23 juta penonton, bukan hanya undangan di Program TV saja tetapi Jargon “Cendol Dawet” ini juga menjadi salah satu Jingle produk Shampo dan minuman Herbal. Setelah berjalannya waktu karir Abah Lala bersama MG 86 di Jakarta menjadi penyemangat untuk Penyanyi Dangdut Local yang ingin mencoba memperkenalkan karyanya ke Kancah Musik Dangdut Nasional, Abah Lala juga membuka pintu untuk teman-temannya agar bisa sukses seperti Abah Lala.
Tiga Tahun perjalanan karir Abah Lala bukan waktu yang sebentar akan tetapi banyak pelajaran yang Abah Lala dapatkan selama berkarir di Jakarta, dalam kurun waktu tiga tahun Abah Lala sukses merelease tujuh singlenya bersama team Labelnya dari Jakarta (Gede Roso, Aku Sing Berjuang, Dewe Dewe, Pengen Nduweni, Nyikso Rogo, Ra Ngedan Ora Bebas, Nahan Rindu), setiap lagu-lagu yang sukses di release menceritakan tentang keseharian Abah Lala bersama rekan-rekan MG 86. Untuk melengkapi akhir tahun 2021 Abah Lala resmi merelease single ke-8 nya yang berjudul “STORY” dan lagi-lagi Abah Lala membuat lagu yang isi nya tentang kehidupan sehari hari, karena menurut Abah Lala dari setiap kegiatan disekitarnya bisa menjadikan inspirasi buat Abah Lala untuk bisa menjadikan itu sebuah karya Lagu, di Single terbarunya ini yang berjudul “Story” menyempurnakan single ke-8 Abah Lala di akhir tahun 2021. Walaupun kondisi diitengah pandemic covid 19 yang tak ujung selesai ini, Abah Lala masih tetap selalu semangat untuk menciptakan lagu karena di single ke-8 yang berjudul “Story” merupakan krritik social yang menurut Abah Lala merubah konsep kehidupan bersosial masyarakat, khususnya kawula muda saat ini.
Story, arti kata cerita dalam Bahasa Indonesia, tentunya menjadi pengalaman semua orang dan budaya up date individu masyarakat di perkotaan dan pedesaan saat ini, dimana pengguna Telfon genggam dengan beberapa aplikasi komunikasi dan media social yang tumbuh berkembang dan menjadi budaya, sehingga di setiap fasilitasnya adalah menjadi kolom tersendiri yang akhir-akhir ini digunakan untuk mencurahkan perasaan (Curhat), dan banyak hal lain, sehingga dengan gampangnya dapat di up date dimana saja dan kapan saja, seketika jaringan internet tersedia.
Perasaan heran dan bingung Abah Lala yang tertuang di dalam lirik lagu “Story” ciptaan Abah Lala secara ringan menceritakan fenomena baru yang lekat terjadi di lingkungan social masyarakat saat ini, adalah merupakan pengingat dan juga kritik social bahwasanya ada beberapa hal yang tidak wajar untuk di tuangkan dalam media social dan media komunikasi yang dimaksud, termasuk tujuan dan juga kondisi yang terjadi.
Abah Lala berharap dengan direlease nya lagu terbaru Abah Lala yang berjudul “Story” ini, dapat menjadi hiburan dan juga pengingat bagi semua sedulur untuk tidak selalu terbenam dalam perkembangan alat komunikasi dan media social yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, agar tetap dapat beribadah, bersocialisasi, dan berkehidupan yang baik dan benar.