Tumbuhnya kesukaan masyarakat Indonesia dengan Korea Selatan nggak dapat lepas dari serangkaian acara hiburan yang tayang di televisi Tanah Air, salah satunya adalah dramanya yang biasa disebut dengan istilah K-Drama. Bagaimana nggak, wajah aktor dan aktris yang menawan, alur cerita yang menarik dan penuh kejutan, pemandangan kota yang keren, lagu yang menyentuh hati, serta sisipan akting makan yang bikin ikut lapar, semuanya menjadi alasan siapapun mudah suka dengan drama Korea Selatan
.
Drama Korea pada awalnya hanya ditayangkan negara luar seperti China dan Jepang. Namun, perkembangan globalnya sangat pesat sehingga masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2000-an. Selain tayangan Jepang dan Taiwan yang saat itu tengah digemari masyarakat Indonesia, muncul beberapa judul drama Korea yang turut ditayangkan di televisi swasta. Salah satunya adalah "Jewel in the Palace" pada tahun 2003. Minat masyarakat Indonesia pada drama Korea semakin tinggi setelah masuknya drama "Endless Love" pada tahun 2003. Drama yang dibintangi oleh Song Hye Kyo, Song Seung Hoon, dan Won Bin ini sukses membuat penonton Tanah Air berderai air mata dan semakin tertarik untuk terus menonton drama-drama Korea lainnya. Seiring berjalannya waktu, berbagai judul dan Genre Drama Korea semakin sering diputar di Televisi Indonesia. Ada yang baru, seperti “Princess Hours”, ada juga yang merupakan pengulangan dari Drama Hits sebelumnya. Pasti kamu pernah nonton "Full House" lebih dari sekali, kan? Sebab kesuksesan drama yang tinggi, stasiun tv pun kemudian menayangkannya kembali untuk membahagiakan hati penggemarnya.
Kali ini yang akan kita bahas Drama Korea yang berGenre Horor yang sedang ramai dibicarakan di Media Sosial, dengan judul “ALL OF US ARE DEAD”, mau tahu bagaimana Alur Ceritanya? Yuk Cekidot…
“ALL OF US ARE DEAD” merupakan Drama Korea baru yang fokus pada perjuangan banyak siswa menyelamatkan diri dari serangan Zombi di sekolah. Film ini mengisahkan para siswa SMA Hyosan yang terperangkap di sekolah dan mencoba menyelamatkan diri dari wabah Virus Zombi. Mereka harus segera keluar dari sekolah sebelum terinfeksi dan menjadi Zombi. Sejumlah siswa yang terinfeksi berubah menjadi Zombi ganas dan menyerang siswa lainnya. Demi bertahan hidup, para siswa berupaya melawan Zombi menggunakan barang-barang yang ada di sekolah, seperti kursi dan meja. Para siswa mau tidak mau harus bersatu untuk bertahan hidup melawan kawanan Zombi yang berkeliaran di lorong-lorong sekolah. Hal itu juga membuat mereka harus bertahan di dalam kelas.
Mereka kemudian mencari bantuan dari luar. Namun, orang-orang termasuk polisi tak percaya dengan panggilan minta tolong tersebut. Polisi menyepelekan panggilan itu bahkan menilainya sebagai lelucon. Beberapa siswa terus berupaya menghubungi polisi untuk meminta bantuan tapi selalu dianggap sebagai gurauan belaka. Hingga akhirnya seorang polisi mulai curiga dan meminta anggota yang lain memeriksa SMA Hyosan. Situasi yang semakin memburuk membuat pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat. Mereka juga mengisolasi tempat kejadian tersebut terjadi.
All of Us are Dead , merupakan hasil adaptasi dari webtun Now at Our School karya Joo Dong-geun. Webtun tersebut dirilis pada 2009 hingga 2011 dan berhasil menjadi salah satu satu yang terpopuler. All of Us are Dead disebut akan berbeda dari tayangan zombi lainnya. Sutradara Lee Jae-kyoo menyebut serial ini berbeda karena menceritakan zombi yang menyerang para siswa dan mengambil latar di sekolah. "Ada banyak konten zombi dan cerita pada umumnya yang kita lihat terjadi pada orang dewasa ketika berhadapan dengan virus zombi," ujar Lee Jae-kyoo dalam konferensi pers virtual, Tapi ini (All of Us Are Dead) sedikit unik pada awalnya, itu terjadi dalam ruang yang sangat terbatas yaitu sekolah dan terjadi pada siswa yang belum dewasa," lanjutnya.Hal tersebut juga disampaikan pemeran All of Us are Dead. Lim Jae-hyeok mengungkapkan penonton bisa menyaksikan cara-cara baru melawan zombi yang selama ini belum ditampilkan dalam tontonan mayat hidup lainnya.
Serial ini akan diramaikan sejumlah bintang muda dan baru Korea. Sang sutradara mengatakan hal itu dikarenakan ingin membuat drama tersebut terlihat lebih riil